13 Hal yang Perlu Dilakukan Saat Anak Mengalami Mimpi Basah Pertama

Anak-dengan-selimut-putih

Masa pubertas pasti akan dialami oleh anak-anak yang sudah mulai beranjak remaja. Untuk Anak-anak perempuan akan mendapatkan menstruasi pertamanya sedangkan anak laki-laki akan mengalami mimpi basah untuk pertama kalinya. Kedua hal itu merupakan tanda dimulainya fase kedewasaan dari seorang anak. Kalau anak perempuan biasanya akan lebih banyak mendapatkan edukasi tentang menstruasi pertama dibandingkan dengan anak laki-laki.

Anak laki-laki cenderung kurang edukasi dan referensi mengenai terjadinya mimpi basah pertama. Tentu kebanyakan dari anak laki-laki tidak mengerti dengan apa yang sedang terjadi pada tubuh mereka.

Terlebih lagi ketika bukan kedua orang tuanya yang menjelaskan, maka anak laki-laki cenderung akan mencari sumber informasi lain yang lebih dipercaya seperti guru. Tetapi bagaimana jika informasi yang didapatkan tersebut salah atau justru malah  mengundang rasa penasaran si anak untuk melakukan hal-hal negatif?

Tidak jarang kalau ketidaktahuan anak laki-laki tentang mimpi basah bisa jadi ajang  ke dalam perilaku penyimpangan sosial. Yang menjadi Penyebab paling utama dikarenakan si anak  penasaran dan ingin mencari tahu sendiri pada saat dia tidak mendapat pendampingan. Si anak  mengalami mimpi yang membuatnya menjadi  ‘ngompol’ yang berbeda dari sekadar pipis di celana sewaktu kecil. Pada saat mendengar penjelasan dari teman-temannya yang tidak benar, maka si anak akan bisa saja ‘diundang’ untuk melakukan pembuktian-pembuktian lain tentang organ kelaminnya. Yang bisa saja menyebabkan penyimpangan seksual bersama teman perempuannya. 

Lebih parahnya lagi jika ini dibarengi dengan peningkatan hormon yang mulai memicu gairah seksual anak. Yang semakin membuat anak laki-laki ingin mencari tahu bagaimana reaksi alat kelaminnya hingga sampai bisa mengeluarkan cairan berwarna putih yang belum dikenalnya. Tidak mengherankan  apabila terjadi banyak kejadian seks pra nikah yang dilakukan oleh anak-anak yang baru mengalami pubertas. Oleh sebab itu peran penting orang tua untuk menjadi sumber dan pendamping utama yang menjelaskan kepada anak laki-laki tentang terjadinya mimpi basah.

Bagaimana cara orang tua menjelaskan pada anak-anak?  Yuk, simak penjelasannya berikut ini!

Berbeda dari anak perempuan yang adanya tanda-tanda tertentu pada saat akan mengalami menstruasi, pada anak laki-laki tidak mengalami tanda apa pun pada saat akan mengalami mimpi basah.

Mimpi basah biasanya terjadi secara alami pada anak laki-laki yang rentang usianya antara umur 12-13 tahun. Mengutip dari laman Metro Parent yang mengungkapkan bahwa pada rentang usia tersebut adalah usia normal akan terjadinya mimpi basah pada anak laki-laki. Yang mana biasanya pada anggota tubuh anak laki-laki tidak mengalami perubahan sebelum mimpi basah terjadi. Setelah terjadinya mimpi basah biasanya akan terjadi perubahan suara dan timbulnya jakun.

Terjadinya Mimpi Basah Pertama

Dalam sebuah artikel Wet Dreams: A Big Change for Boys, menjelaskan dengan detail tentang proses terjadinya mimpi basah pada anak laki-laki. Dalam artikel tersebut juga menyebutkan bahwa anak laki-laki sudah sering mengalami ereksi (penis menegang) dalam keadaan biasa, seperti saat bangun tidur di pagi hari, pada saat mandi, ataupun di kesempatan lainnya. Sebelum masa pubertas, adanya ereksi tidak dipengaruhi oleh hormon. Ereksi akan terjadi dikarenakan perintah dari otak yang terjadi secara alami.

Akan tetapi pada saat akan terjadi mimpi basah, mulailah adanya pengaruh hormonal di sini. Testikel, atau yang lebih dikenal dengan testis mulai memproduksi hormon testosterone. Hormon testosterone akan memberikan sinyal pada kelenjar pria untuk menghasilkan cairan. Cairan inilah yang akan membawa sperma menuju penis sampai ia dikeluarkan dan bertemu dengan sel telur. Cairan yang berwarna putih ini yang dinamakan semen. Bukan semen yang digunakan untuk bahan bangunan ya, Bunda. Akan tetapi semen yang dikeluarkan pada saat penis mengalami ejakulasi. Ejakulasi merupakan  proses keluarnya cairan yang berisi sperma, yang tidak akan terjadi sebelum masa pubertas.

Nah,  dikarenakan anak laki-laki sudah mengalami mimpi basah dan terjadi ejakulasi, atau yang sering disebut dengan  nocturnal emission. Pada saat mimpi basah ini terjadi, semen akan keluar dari penisnya ketika anak laki-laki tertidur. Keluarnya semen ini biasanya disebabkan adanya mimpi tentang hubungan seksual. Walaupun begitu kebanyakan dari anak laki-laki tidak mengingat mimpinya saat mereka bangun.

Anak laki-laki biasanya akan terkejut ketika bangun tidur dalam keadaan basah dan berbeda dari ‘ngompol’ biasanya. Yang sering terjadi biasanya anak laki-laki justru enggan membicarakan hal ini dengan orang tuanya. Dan mereka cenderung menyembunyikan fakta tersebut dikarenakan merasa malu dan takut dimarahi kalau ketahuan mengompol. Hal inilah yang membuat anak laki-laki jadi cenderung tertutup dan enggan bertanya langsung kepada orang tuanya.

Walaupun seperti itu bukan berarti tidak ada solusinya. Ada berbagai cara  untuk mempersiapkan anak laki-laki dalam menghadapi pubertasnya. Salah satunya dengan cara mengedukasinya tentang apa itu mimpi basah ataupun hal lain seputar organ reproduksinya. Adakalanya, anak laki-laki akan merasa lebih nyaman apabila bercerita dengan sesama laki-laki, yaitu ayahnya. Akan tetapi, peran Bunda juga diperlukan untuk mendampingi apabila Ayah mengalami kesulitan pada saat menjelaskan.

Alangkah baiknya sebelum mulai mengedukasi anak, Ayah dan Bunda menyiapkan hal-hal berikut ini:

Persiapan Sebelum Mulai Edukasi

 1.      Mental Orangtua

Persiapkan terlebih dahulu mental Ayah dan Bunda untuk menghadapi reaksi anak ketika mendengarkan penjelasan kalian. Reaksi dari setiap anak tentu akan berbeda, ada yang reaksinya bingung, biasa saja, atau bahkan malah heboh. Tenangkan hati dan pikiran jangan sampai Ayah dan Bunda jadi frustrasi ketika harus menjelaskan dengan kata yang tepat.

 2.      Ilmu Tentang Pubertas Anak Laki-Laki

Apabila sudah menyiapkan mental, maka  Ayah dan Bunda perlu untuk mempelajari lagi apa yang nantinya akan dijelaskan pada anaknya. Memang pada dasarnya Ayah dan Bunda sudah memahami akan konsepnya. Tapi percayalah, apabila Ayah dan Bunda tidak mempelajari kembali ilmunya, sudah dipastikan tidak akan  bisa menjelaskan secara runtut dan mudah dipahami. Apabila diperlukan maka Ayah dan Bunda bisa mencari sumber penjelasan secara ilmiah dan secara keagamaan. Jika sudah paham maka ketika menjelaskan kepada anak akan jadi lebih mudah.

 3.      Buku atau Gambar Tentang Anatomi Alat Kelamin

Menjelaskan tentang proses terjadinya mimpi basah pertama tanpa dilengkapi adanya alat bantu gambar memang masih mungkin dilakukan. Akan tetapi akan lebih sulit dijelaskan daripada dengan menunjukkan gambar langsung kepada anak. Maka dari itu, Ayah atau Bunda dapat menggunakan gambar anatomi alat kelamin anak laki-laki untuk mempermudah dalam menjelaskan pada anak tentang proses terjadinya mimpi basah.

 4.      Jawaban Sederhana

Biasanya Anak akan lebih banyak bertanya tentang hal-hal yang mungkin tidak ia mengerti. Maka dari perlu untuk mempersiapkan jawaban yang paling sederhana dan tidak berbelit-belit supaya mudah dicerna oleh anak.

 5.      Peralatan Menghadapi Mimpi Basah Pertama Anak

Meski mimpi basah pertama biasanya terjadi pada saat anak tidur di rumah, bukan berarti anak tidak memerlukan peralatan tambahan. Ayah dan Bunda harus menyiapkan sprei, celana dalam, serta baju ganti untuk dibawa pada saat mengedukasi, dan mengarahkan bahwa barang-barang tersebut akan disimpan dalam lemarinya apabila sewaktu-waktu ia mengalami mimpi basah pertamanya.

Saat Mimpi Basah Pertama Terjadi

1.      Mulailah Edukasi Sebelum Mimpi Basah Pertama Terjadi

Alangkah baiknya, Ayah dan Bunda untuk memulai edukasi pada anak laki-laki tentang bagaimana semen di buat dan apa yang terjadi apabila ejakulasinya lebih awal sebelum mimpi basah pertama yang sesungguhnya terjadi. Hal tersebut dikarenakan rentang usia perkiraan anak akan mengalami mimpi basah pertama adalah umur 12-13 tahun, maka Ayah dan Bunda bisa mulai mengedukasi satu tahun lebih awal. Hal ini mempunyai tujuan untuk mencegah anak mencari informasi yang salah mengenai mimpi basah dan supaya lebih siap pada saat itu terjadi. Dan jangan lupa untuk menjelaskan bahwa mimpi basah memang tidak dialami oleh semua anak laki-laki, akan tetapi kemungkinan besar anak laki-laki pasti akan mengalaminya.

 2.      Jelaskan Seolah Mimpi Basah adalah Hal yang Biasa

Ayah dan Bunda perlu menggunakan bahasa yang sederhana supaya mudah dipahami saat menjelaskan pada anak laki-laki tentang mimpi basah. Ayah dan Bunda dapat dengan menjelaskan bahwa mimpi basah adalah anak sudah tumbuh menjadi laki-laki setengah dewasa. Bunda dan Ayah mulai bisa untuk memperbolehkan anak mulai bercukur seperti Ayah, memakai parfum layaknya orang dewasa, ataupun memakai celana dalam tanpa adanya gambar kartun.

 3.      Jelaskan dengan Runtut dari Awal

Menjelaskan hal ilmiah sangat perlu runtutan yang tepat supaya anak bisa lebih memahami asal mula perubahan yang terjadi pada dirinya. Apabila Ayah dan Bunda memilih menggunakan kalimat yang tertukar-tukar, maka anak akan semakin mengalami kebingungan.

 4.      Gunakan Gambar Anatomi

Menggunakan gambar anatomi alat kelamin akan memudahkan dalam menjelaskan bagaimana hormon testosterone memproduksi cairan yang nantinya akan membawa sperma keluar dari penis . Dengan menggunakan gambar visual, maka anak akan lebih mudah dalam memahami bahwa mimpi basah merupakan sesuatu yang terjadi di dalam tubuhnya secara alami dan terjadi tanpa memerlukan adanya masturbasi atau rangsangan dari pihak lain. Secara tidak langsung, Ayah dan Bunda dapat menjelaskan pada anak bahwa mimpi basah adalah momen alami yang tidak perlu untuk dilakukan reka ulang dengan orang lain. Supaya penyimpangan seksual dapat dihindari.

 5.      Beritahu Anak Agar Tidak Perlu Malu

Dikarenakan mimpi basah merupakan hal alami yang terjadi, maka anak laki-laki perlu diingatkan untuk tidak malu memberitahu Ayah atau Bunda tentang momen ini pada saat terjadi nanti. Yakinkan bahwa pubertasnya ini merupakan suatu hal yang membanggakan bagi Ayah dan Bunda, sehingga anak akan lebih merasa nyaman ketika menceritakan pengalaman mimpi basah pertama pada kedua orang tuanya.

 6.      Jelaskan Juga Tentang Pubertas Lawan Jenis

Ada satu hal penting yang sangat perlu anak laki-laki pelajari supaya dapat terhindar dari penyimpangan seksual, yaitu pubertas yang dialami oleh anak perempuan. Ayah dan Bunda hanya cukup menjelaskan dengan sederhana bahwa anak perempuan juga akan mengalami pubertas yaitu dengan keluarnya darah dari alat kelaminnya yang mengawali dengan diproduksinya sel telur. Ayah dan Bunda juga bisa memberi tahu anak tentang kemungkinan akan terjadinya kehamilan pada anak perempuan apabila sel telurnya dibuahi sel sperma. Hal ini bertujuan untuk mengedukasi anak untuk lebih berhati-hati dalam pergaulannya dengan lawan jenis, dikarenakan anak laki-laki sudah bisa menghasilkan sperma yang dapat bertemu dengan sel telur lewat aktivitas seksual. Penjelasan seperti ini merupakan langkah awal yang baik untuk mencegah terjadinya penyimpangan seksual pada anak-anak.

 7.      Gunakan Sebutan Ilmiah

Pada saat menjelaskan tentang anatomi kelamin ataupun pubertas lawan jenis, lebih baik gunakan sebutan ilmiah untuk setiap organ yang dijelaskan. Menyebutkan alat kelamin anak-anak sesuai dengan namanya yaitu penis dan vagina, dan perlu hindari menggunakan sebutan lain yang  berhubungan dengan organ tersebut.

 8.      Ajari Anak Bagaimana Cara Membersihkan Diri Usai Mimpi Basah

Semen yang keluar pada saat ejakulasi memiliki tekstur yang lengket dan basah. Sebelum anak mengalami mimpi basah pertamanya, Ayah dan Bunda juga dapat mengajarkan anak untuk membersihkan alat kelaminnya dengan lebih detail. Terutama kepada anak laki-laki yang belum disunat. Hal itu untuk menghindari adanya penyakit yang dapat disebabkan oleh infeksi kuman, maka seluruh bagian lipatan ataupun daerah yang tidak terjangkau saat dibersihkan harus detail dibasuh dengan air dan sabun.

 9.      Tunjukkan Perlengkapan Pengganti Pada Saat Anak Menyadari Ia Mimpi Basah Pertama

Ayah dan Bunda  bisa mempersiapkan sprei, baju ganti, dan juga celana dalam yang bersih untuk ditunjukkan pada saat mengedukasi anak tentang mimpi basah. Jelaskan bahwa barang-barang tersebut dapat anak gunakan seusai membersihkan diri dan mengganti seprai yang basah. Katakan juga bahwa perlengkapan tersebut diletakkan di dalam lemarinya untuk memudahkannya mengganti sendiri nanti.

 10.    Ajari Anak Membersihkan Sprei dan Pakaiannya Usai Mimpi Basah

Ini bisa untuk dijadikan momen untuk belajar si anak. Bahwa anak laki-laki juga harus dididik agar cakap dalam hal yang berkaitan dengan rumah tangga. Bertanggung jawab untuk mencuci sendiri sprai dan pakaiannya yang basah juga bisa Ayah dan Bunda ajarkan kepada anak. Sehingga dapat dikatakan, bahwa mimpi basah merupakan awal mula anak untuk bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri dengan cara mencuci pakaiannya sendiri. Tidak perlu terlalu terburu-buru untuk langsung memasrahkan tugas itu pada anak. Karena hal tersebut boleh dilakukan secara bertahap untuk melatih kemandirian anak.

 11.    Bila Perlu, Jelaskan dari Sisi Keagamaan 

Menjelaskan tentang aturan agama tentang mimpi basah dan proses kedewasaan anak juga perlu dilakukan supaya anak juga tahu tentang keseimbangan hidup. Ajarkan pada anak untuk tetap mematuhi tata cara keagamaan tentang mimpi basah dan alasan di baliknya.

 12.    Rayakan Perubahan Anak dengan Sederhana

Untuk menambah semangat anak, Ayah dan Bunda bisa membuat perayaan kecil-kecilan. Bukan untuk tujuan yang negatif kok. Tapi lebih mengarah kepada penerimaan momen baru yang mungkin akan lebih banyak mengubah anak laki-laki untuk menjadi sosok yang baru. Dan jangan lupa untuk membekali dengan nasihat-nasihat bijak tentang kedewasaan yang mungkin diperlukan oleh anak saat bersosialisasi dengan lingkungannya.

 13.    Siapkan Diri Apabila Anak Enggan Bercerita Tentang Mimpi Basahnya

Masih banyak anak-anak yang lebih suka untuk tidak bercerita meskipun orang tuanya sudah berusaha untuk lebih terbuka. Untuk menghadapi kemungkinan anak yang enggan untuk bercerita tentang mimpi basah pertamanya, Ayah dan Bunda perlu untuk menyiapkan diri.

Tawarkan juga pada anak, jika memang ia tidak mau untuk menceritakan kapan ia mengalami mimpi basah pertama pada Ayah dan Bunda, itu tidak menjadi masalah dan ia akan tetap disayangi seperti sebelumnya. Dengan menunjukkan perlengkapan pengganti seperti pada poin sebelumnya dan edukasi lebih awal, juga dapat untuk membantu anak belajar mandiri dan bersiap apabila saat itu terjadi meskipun enggan untuk menceritakannya pada Ayah dan Bunda.

Momentum mimpi basah  pertama kali pada anak laki-laki memang tidak serta merta dengan mudah dilalui. Meskipun terkesan tidak serumit menstruasi pada anak perempuan, momentum ini juga sangat berkesan bagi anak laki-laki. Ada kemungkinan terjadi gejolak emosi tentang keinginan untuk mencari jati diri yang baru usai mimpi basah.

Meskipun ada pula kemungkinan anak laki-laki justru minder ketika momen mimpi basahnya terjadi. Maka dari itu , diperlukan peran dari orang tua dalam mendampingi anak laki-laki untuk melalui masa ini dan meyakinkan kepada anak bahwa ada Ayah dan Bunda selalu siap untuk mendengar cerita mereka, mungkin memerlukan waktu yang tidak sebentar. Akan tetapi apabila sudah terbiasa, pasti mudah dilakukan.

Posting Komentar

* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.
A+
A-