Mendidik
anak merupakan hal yang tidak mudah untuk dilakukan oleh setiap orang tua. Hal
tersebut dikarenakan sering adanya perbedaan pendapat yang membuat orang
tua berdebat di depan anak.
Misalkan
saja dalam hal screen time, di mana menurut Ayah membolehkan anak untuk bermain
game selama 2 jam setiap hari sementara menurut Ibu tidak ada screen time
sebelum akhir pekan tiba. Hal seperti inilah yang membuat anak menjadi
kebingungan.
Hayo
ngaku siapa yang pernah mengalami hal ini? Yup! Berbeda pendapat dengan
pasangan dalam mendidik anak sebenarnya boleh-boleh saja kok. Tapi kalau
perbedaan pendapat terjadi secara terus-menerus maka akan menimbulkan dampak
negatif bagi anak lho!
Akan
ada dampak yang ditimbulkan dari orang tua yang tidak kompak dalam mendidik
anak. Lalu apa saja yang perlu dilakukan oleh orang tua agar tidak saling
menyalahkan di depan anak? Mari kita simak dalam ulasan berikut ini.
Wajarkah
apabila orang tua tidak kompak?
Membesarkan
anak-anak sangat membutuhkan persamaan pendapat saat membuat keputusan untuk
anak. Sebagai sebuah tim, orang tua diharuskan untuk bisa membuat
keputusan bersama dan saling mendukung antara satu sama lain, terutama pada
saat mengalami adanya perbedaan pendapat.
Melansir Raising
Children kekompakan orang tua sangat diperlukan dalam mendidik anak
dalam berbagai hal termasuk mendisiplinkan anak. Akan menjadi wajar apabila
terjadi perbedaan dalam mendidik anak pada suatu waktu.
Hal
seperti ini sebaiknya tidak diperlihatkan di depan anak-anak. Dikarenakan cara
orang tua berinteraksi satu sama lain mempunyai pengaruh yang sangat besar
dalam mendidik anak-anaknya.
Pada
saat anak-anak melihat orang tua mereka kompak sebagai sebuah tim, maka akan
anak-anak merasa aman dan nyaman dengan diri mereka sendiri. Dan akan membuat
mereka untuk belajar tentang cara berkomunikasi, saling menghormati serta
bagaimana cara membangun hubungan yang sehat.
Hal
tersebut tentu saja sangat penting untuk mendukung perkembangan emosional
mereka. Tidak hanya untuk anak, kekompakan orang tua sebagai tim juga akan
membuat orang tua merasa lebih bahagia, lebih percaya diri, dan lebih puas
dengan pengasuhan dan kehidupan keluarganya. Serta membuat anak-anak
lebih senang menikmati waktu bersama keluarga.
Orang tua
tidak kompak, ternyata ada dampaknya
Orang
tua yang tidak kompak dan selalu disaksikan oleh anak-anak ternyata ada dampak
negatifnya lho! Perlu untuk diingat bahwa anak merupakan peniru ulung yang
sangat mudah sekali meniru hal apapun yang dilakukan orang tua di depan mereka.
Berikut
dampak jika orang tua tidak kompak :
Ketika
orang tua tidak kompak dan lebih sering berdebat, maka akan membuat anak merasa
bisa lolos dari masalah dan bisa saja mengulangi kesalahan tersebut lagi.
1. Anak
akan menjadi memihak satu orang antara Ibu atau Ayahnya
2. Anak
akan merasa cemas karena bingung untuk membuat keputusan siapa yang
akan mereka ikuti.
3. Anak
akan merasa bahwa kasih sayang orang tua berikan berbeda, misalkan saja Ayah
lebih fun sedangkan Ibu cenderung galak. Hal semacam ini yang kemudian akan
membuat anak untuk memihak antara Ayah atau Ibunya yang dianggap lebih nyaman
bagi mereka.
4. Pada
saat orang tua tidak kompak, bisa saja akan membuat nilai akademik anak menurun
dikarenakan merasa tertekan dan kurangnya motivasi diri
5. Anak
akan memiliki rasa bersalah dan menganggap bahwa dirinyalah yang menjadi
penyebab orang tua bertengkar.
Solusi
ketika orang tua tidak kompak
Kekompakan
merupakan modal yang paling utama dan wajib dimiliki oleh tiap orang tua dalam
mendidik anak-anaknya. Berikut merupakan langkah yang harus dilakukan ketika
terpaksa mengalami ketidakkompakan , melansir Empowering
Parents
1. Mencoba
untuk berempati pada anak
Perbedaan
pendapat dalam mendidik anak merupakan hal yang wajar terjadi pada setiap orang
tua. Ketika berada pada kondisi orang tua tidak kompak, cobalah untuk
berempati kepada anak dengan cara terlihat solid sebagai sebuah tim tanpa harus
saling menjatuhkan.
Misalnya
pada saat anak bersikeras untuk pergi dengan temannya tapi di satu sisi Ayah
mengizinkan namun Ibu tidak mengizinkan. Cobalah untuk menggunakan kalimat yang
menenangkan seperti; “Ayah tahu kamu pasti sedih karena nggak bisa pergi
bersama teman. Hal itu dikarenakan Ayah dan Ibu belum yakin untuk melepaskan
kamu pergi tanpa pengawasan kami. Bagaimana kalau perginya sama Ayah dan Ibu
saja sore ini?”.
Kalimat
seperti ini sedikit banyak akan dapat membuat anak merasa lebih tenang dan
percaya bahwa apa yang dilakukan oleh orang tua semata-mata hanyalah untuk
melindungi dirinya.
2. Ambil
jeda sejenak sebelum menemukan titik temu dengan pasangan
Daripada
berdebat dengan pasangan di depan anak, lebih baik mencoba untuk berinisiatif
mengambil jeda sejenak sebelum menemukan titik temu dengan pasangan. Misalkan
saja mengalihkan dengan mengerjakan hal-hal lain di rumah.
Apabila
emosi dari orang tua sudah mulai reda, maka cobalah untuk berdiskusi berdua
saja tanpa melibatkan anak. Dan usahakan untuk berdiskusi dengan kepala dingin
ya Bu.
3. Coba
untuk selalu berempati ke anak
Usahakan
untuk selalu berempati kepada anak dengan tanpa melanggar aturan dari pasangan
kita yang tidak sependapat. Ketika orang tua menunjukkan sikap empati, maka
anak akan merasa bahwa dirinya dipahami dan tidak sendirian.
4. Mengalah
dan berusaha untuk mengerti keinginan pasangan
Solusi
yang terakhir ketika orang tua tidak kompak ini mungkin akan sulit untuk
dilakukan. Apalagi dalam kondisi perbedaan perspektif pasangan tentang pola
asuh yang berbeda.
Mencoba
untuk mengalah dan berusaha mengerti akan keinginan pasangan. Mengalah karena
percaya bahwa apa yang dilakukan oleh pasangan tentu yang terbaik untuk anak.
Walaupun norma dan budaya keluarga punya peran sangat penting dalam hal ini, mencoba untuk saling membantu dan melihat masalah keselamatan dan norma budaya akan berubah seiring waktu. Apa yang dilakukan oleh pasangan saat anak masih kecil mungkin belum tentu berhasil dilakukan oleh anak jaman sekarang. Orang tua yang tidak kompak dalam mendidik anak sering kali menjadi issue yang banyak dibicarakan.