Postingan

Kenali Penyebab dan Cara Mengatasi Tangisan Bayi Akibat Kolik dan Alergi Susu Sapi

Bayi Menangis Karena Alergi? Kenali Ciri-ciri Alergi Susu Sapi pada Bayi

 

Kenali Ciri-ciri Alergi Susu Sapi pada Bayi

Tangisan adalah cara utama bayi berkomunikasi untuk menyampaikan apa yang mereka rasakan. Ada berbagai alasan mengapa bayi menangis, mulai dari rasa lapar, mengantuk, merasa tidak nyaman, hingga memberi tahu bahwa mereka telah buang air. Namun, salah satu alasan lain yang mungkin menjadi penyebab tangisan bayi adalah alergi.

Apakah bayi AyBund yang berusia 0-4 bulan sering rewel atau menangis tanpa alasan yang jelas? Apakah tangisannya berlangsung lebih dari 3 jam setiap hari atau terjadi lebih dari 3 hari dalam seminggu? Apakah bayi menangis dengan kedua kaki dan tangan terangkat ke atas perut?

Jika bayi menangis berjam-jam dan sulit ditenangkan, kemungkinan besar bayi mengalami kolik. Kolik sering disebut sebagai "sindrom 4 bulan" karena umumnya terjadi pada bayi berusia 2 minggu hingga 4 bulan.

Meskipun penyebab pasti kolik belum diketahui, beberapa penelitian menunjukkan bahwa sebagian bayi mengalami kolik karena alergi protein susu sapi. Tubuh bayi kesulitan mencerna protein susu sapi, yang menyebabkan perut kembung, nyeri, atau sembelit, sehingga membuat mereka lebih rewel.

Alergi adalah reaksi hipersensitif, yakni gejala klinis yang timbul pada anak akibat paparan zat tertentu yang pada anak lain mungkin tidak menimbulkan masalah.

Beberapa faktor yang menyebabkan alergi terhadap protein susu sapi pada bayi termasuk faktor genetik, paparan bahan alergen, dan faktor lingkungan seperti polusi udara, asap rokok, hewan peliharaan, hingga cuaca.

Gejala Kolik dan Alergi Susu Sapi pada Bayi

Bayi yang mengalami kolik biasanya menangis dalam jangka waktu yang lama, dengan kedua kaki dan tangan terangkat ke atas perut, tangan mengepal, serta wajah kemerahan. Tangisan ini sering terjadi pada malam hari menjelang waktu tidur.

Gejala lain yang menunjukkan bayi mengalami alergi susu sapi termasuk munculnya ruam pada kulit, terutama di area wajah. Kulit pipi bayi tampak bersisik, hidung berair, perut berbunyi, sering buang angin, serta BAB cair, berlendir, dan terkadang disertai darah.

Jika AyBund menemukan gejala tersebut, penting untuk memperhatikan beberapa hal seperti waktu tangisan bayi, riwayat alergi dalam keluarga, dan kondisi kulit bayi.

Cara Mengatasi Kolik pada Bayi

Tidak perlu khawatir jika bayi didiagnosis mengalami kolik. Berikut beberapa langkah yang bisa AyBund lakukan:

Tetap Tenang dan Responsif: Pastikan AyBund tetap tenang dan responsif terhadap kebutuhan bayi. Perhatikan jenis tangisan, apakah bayi lapar, mengantuk, merasa tidak nyaman, atau ingin bermain.

Perhatikan Konsumsi Makanan: Jika bayi minum ASI, hindari mengonsumsi susu sapi dan produk olahannya. Jika bayi minum susu formula, konsultasikan dengan dokter untuk memilih susu yang hipoalergenik atau bebas protein susu sapi.

Pijatan dan Tummy Time: Lakukan pijatan ringan pada bayi dan rutin lakukan tummy time untuk membantu meredakan kolik.

Bedong Bayi: Bedong bayi untuk memberikan rasa aman dan hangat.

Ciptakan Lingkungan Nyaman: Ciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman untuk membantu bayi tidur nyenyak, seperti menggendong bayi dengan lembut, mengayun-ayun perlahan, dan mengurangi cahaya serta kebisingan.

Konsultasi dengan Dokter: Jika gejala kolik dan alergi susu sapi semakin parah, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Jika bayi menunjukkan tanda-tanda tidak dapat ditenangkan, menolak menyusu, muntah, penurunan berat badan, dehidrasi, atau penurunan kesadaran, segera bawa bayi ke dokter untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.

Sumber

Foto: Pexels.com

1. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7909757/#!po=18.0233

2. https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/mengenali-alergi-susu-sapi-pada-anak

3. https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/kolik-pada-bayi-bagian-1

Posting Komentar

* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.