Fakta Mengenai ‘Benda Kesayangan’ Si Kecil

Benda kesayangan biasanya mulai muncul pada usia 6 bulan hingga 2 tahun, ketika anak-anak mulai mengembangkan keterikatan emosional yang kuat.

Fakta Mengenai ‘Benda Kesayangan’ Si Kecil

Jika AyBund adalah orang tua atau sering berinteraksi dengan anak-anak, mungkin pernah melihat seorang anak yang tampaknya sangat posesif terhadap satu benda tertentu. Entah itu selimut, mainan, atau bahkan pakaian tertentu, fenomena ini bukanlah hal yang asing. Benda-benda ini sering disebut sebagai 'benda kesayangan' atau 'security object'. Tapi, mengapa anak-anak bisa begitu terikat pada satu benda saja? Apakah ini normal, dan bagaimana seharusnya orang tua menanggapi? Artikel ini akan mengupas tuntas fakta-fakta mengenai hubungan anak-anak dengan benda kesayangan mereka.

Mengapa Anak Terikat pada Benda Kesayangan?

Benda kesayangan biasanya mulai muncul pada usia 6 bulan hingga 2 tahun, ketika anak-anak mulai mengembangkan keterikatan emosional yang kuat. Ada beberapa alasan mengapa anak-anak bisa sangat terikat pada satu benda tertentu:

Rasa Aman dan Nyaman

Benda kesayangan sering kali memberikan rasa aman dan nyaman bagi anak-anak. Pada masa perkembangan ini, anak-anak sedang belajar memahami dunia di sekitar mereka. Benda kesayangan dapat menjadi sumber kenyamanan saat mereka merasa cemas atau takut .

Transisi dan Perubahan

Ketika anak-anak menghadapi perubahan besar, seperti pindah rumah, mulai bersekolah, atau kedatangan adik baru, benda kesayangan bisa menjadi penenang yang membantu mereka menghadapi situasi baru .

Pengembangan Kemandirian

Menjadi posesif terhadap satu benda bisa menjadi tanda bahwa anak sedang mengembangkan rasa kemandirian. Dengan memiliki benda kesayangan, mereka merasa memiliki kendali atas sesuatu dalam hidup mereka .

Apakah Normal Jika Anak Sangat Posesif terhadap Satu Benda?

Jawabannya adalah, ya, sangat normal. Sebagian besar anak memiliki benda kesayangan yang mereka bawa ke mana-mana. Psikolog anak menyatakan bahwa memiliki benda kesayangan adalah bagian dari perkembangan emosional yang sehat. Benda ini bisa membantu anak belajar mengelola stres dan mengembangkan keterampilan sosial .

Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:

Durasi Keterikatan: Sebagian besar anak akan secara alami melepaskan keterikatan mereka pada benda kesayangan seiring bertambahnya usia. Jika anak masih sangat bergantung pada benda kesayangan hingga usia sekolah, mungkin ada baiknya untuk berkonsultasi dengan psikolog anak .

Keterbatasan Sosial

Jika keterikatan anak pada benda kesayangan menghalangi mereka berinteraksi dengan anak lain atau mengikuti aktivitas sehari-hari, ini bisa menjadi tanda bahwa anak membutuhkan bantuan tambahan .

Manfaat Benda Kesayangan

Meskipun terlihat sepele, benda kesayangan sebenarnya memiliki banyak manfaat bagi perkembangan anak:

Mengurangi Kecemasan

Benda kesayangan dapat membantu mengurangi kecemasan anak dalam situasi yang menegangkan, seperti kunjungan ke dokter atau saat tidur di tempat baru .

Menumbuhkan Rasa Tanggung Jawab

Dengan merawat benda kesayangan mereka, anak-anak belajar tanggung jawab dan bagaimana menjaga barang milik mereka .

Memfasilitasi Transisi

Benda kesayangan dapat membantu anak-anak dalam transisi penting dalam hidup mereka, seperti mulai bersekolah atau berpisah dengan orang tua untuk sementara waktu .

Bagaimana Orang Tua Harus Menanggapi?

Sebagai orang tua, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mendukung anak yang terikat pada benda kesayangan:

Hargai Perasaan Anak

Mengakui dan menghargai keterikatan anak pada benda kesayangan mereka adalah langkah pertama yang penting. Jangan mengejek atau meremehkan pentingnya benda tersebut bagi anak .

Tetapkan Batasan

Meskipun penting untuk menghargai perasaan anak, orang tua juga perlu menetapkan batasan yang masuk akal. Misalnya, benda kesayangan mungkin boleh dibawa saat tidur atau di rumah, tetapi tidak perlu dibawa ke sekolah .

Bantu Anak Beradaptasi

Jika Anda ingin anak mulai melepaskan keterikatan pada benda kesayangan, lakukan secara perlahan. Ajak anak berdiskusi dan cari alternatif lain yang bisa memberikan rasa nyaman, seperti pelukan atau aktivitas yang menyenangkan .

Berikan Dukungan Emosional

Selalu berikan dukungan emosional kepada anak. Ketika mereka merasa didukung, mereka akan lebih mudah melewati fase keterikatan ini dan berkembang menjadi individu yang mandiri .

Studi Kasus: Pengalaman Nyata Orang Tua

Untuk memberikan gambaran yang lebih konkret, mari kita lihat beberapa pengalaman nyata dari orang tua:

Rina dan Selimut Biru: Rina, ibu dari dua anak, menceritakan bagaimana putri sulungnya, Mia, sangat terikat pada selimut biru sejak usia satu tahun. Selimut tersebut selalu dibawa ke mana-mana, bahkan saat liburan. "Kami membiarkan Mia membawa selimut itu karena membuatnya merasa aman. Seiring waktu, kami mulai mengajarinya untuk meninggalkan selimut di rumah saat pergi ke sekolah. Sekarang Mia berusia 5 tahun dan hanya membutuhkan selimut saat tidur malam," cerita Rina.

Andi dan Boneka Beruang: Andi, seorang ayah tunggal, bercerita tentang putranya, Rian, yang memiliki boneka beruang favorit. "Rian sangat bergantung pada boneka itu, terutama setelah ibunya meninggal. Boneka beruang tersebut menjadi sumber kenyamanan dan penghiburan. Dengan bantuan konselor anak, kami belajar untuk mengalihkan perhatian Rian ke kegiatan lain dan boneka beruang kini lebih jarang dibawa-bawa," kata Andi.


Sumber

Foto:Pexels.com

Zero to Three. (n.d.). Comfort Objects: How to Handle a Child's Lovey, Blanket, or Special Stuffed Animal. Retrieved from Zero to Three.

Psychology Today. (2018). Security Blankets: Why Children Form Attachments to Objects. Retrieved from Psychology Today.

Child Mind Institute. (n.d.). Why Kids Become Attached to Their Blankies. Retrieved from Child Mind Institute.

Posting Komentar

* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.
A+
A-