Ketika bayi mulai mengoceh, banyak orang tua tidak sabar mendengar panggilan 'Ayah' atau 'Bunda'. Namun, memprediksi kapan bayi akan mengucapkan kata pertamanya sulit dan tergantung pada perkembangan bahasanya.
Kemampuan bahasa bayi mulai
berkembang saat ia mengenali namanya sendiri dan berlatih mengenali intonasi,
gerak tubuh, dan emosi dari orang lain. Meskipun belum bisa mengucapkan
kata-kata dengan jelas, interaksi yang menyenangkan dengan respons positif dari
orang tua akan mempercepat perkembangan bahasanya. Penelitian menunjukkan bahwa
semakin sering orang tua berbicara dengan bayi, semakin cepat bayi akan mulai
berbicara.
Langkah-Langkah Penting
untuk Merangsang Perkembangan Bahasa Bayi di Tahun Pertama:
Panggil Nama Bayi Sesering Mungkin
1. Saat
menyusu, panggil namanya dengan lembut dan ekspresikan kasih sayang. Bayi mulai
mengenali suara ayah dan ibu serta belajar menatap orang yang berbicara
kepadanya. Momen ini sangat penting karena membantu bayi mengaitkan suara
dengan orang yang menyayanginya.
2. Putarkan
musik, bacakan buku cerita, dan perdengarkan berbagai suara. Indra pendengaran
bayi sudah berkembang dan ia akan menikmati mendengar berbagai suara sambil
menjelajahi sekitarnya. Aktivitas ini tidak hanya merangsang pendengaran tetapi
juga membantu bayi memahami ritme dan pola bahasa.
Usia 3 Bulan
1. Bayi
mulai bisa mengucapkan ‘oooh’ dan membedakan intonasi bicara. Pada tahap ini,
bayi menunjukkan peningkatan kemampuan dalam merespons suara yang familiar dan
mulai bereaksi terhadap suara lain di sekitarnya.
2. Perdengarkan
ucapan yang sesuai dengan situasi, nyanyikan celotehannya, dan berikan respons
positif. Ini akan membantu bayi mengembangkan pemahaman bahasa. Ketika Anda
bereaksi terhadap ocehannya, bayi belajar bahwa komunikasinya mendapat perhatian
dan ini mendorongnya untuk terus mencoba berbicara.
Di Atas Usia 3 Bulan
1. Bayi
mulai berceloteh dengan mengulangi suara seperti ‘ah-ah-ah’ atau ‘oh-oh-oh’.
Tahap ini menandakan bahwa bayi sedang mengeksplorasi kemampuan vokalnya dan
mencoba meniru suara di sekitarnya.
2. Tiru
celotehan bayi dan katakan bahwa Anda selalu mendengarkannya. Ini akan membuat
bayi merasa dihargai dan termotivasi untuk terus berceloteh. Menirukan
celotehannya juga menunjukkan bahwa Anda memperhatikan dan menghargai usaha
komunikasinya, yang penting untuk perkembangan kepercayaan diri.
Usia 4 - 6 Bulan
1. Selain
menangis, bayi bisa mengekspresikan emosi dengan suara dan menyebutkan ‘bababa’
berulang-ulang. Pada tahap ini, bayi mulai menunjukkan variasi emosi melalui
suara, memberikan petunjuk kepada orang tua tentang perasaannya.
2. Cobalah
membuat suara lucu dengan tepuk bibir bayi dan bermain boneka untuk mengajarkan
emosi positif. Aktivitas ini tidak hanya menyenangkan tetapi juga membantu bayi
memahami konsep emosi dan ekspresi wajah. Bermain dengan boneka dapat
mengajarkan bayi cara mengekspresikan kasih sayang dan perasaan positif
lainnya.
Usia 6 - 7 Bulan
1. Bayi
mulai meniru intonasi suara orang lain dan berkomunikasi dengan celotehannya.
Kemampuan ini menunjukkan bahwa bayi memperhatikan cara orang di sekitarnya
berbicara dan berusaha menirunya.
2. Seringlah
bermain cilukba untuk membantu bayi memahami kepermanenan objek dan
mengembangkan keterampilan komunikasi. Permainan ini mengajarkan bayi bahwa
objek yang hilang dari pandangan masih ada, yang merupakan konsep penting dalam
perkembangan kognitif. Selain itu, permainan cilukba mengajarkan bayi pola
interaksi sosial yang menyenangkan.
Usia 8 - 9 Bulan
1. Bayi
akan menatap orang yang memanggil namanya dan mulai mengekspresikan
keinginannya melalui suara dan gerak tubuh. Pada usia ini, bayi sudah bisa
mengenali namanya dan mulai menunjukkan tanda-tanda awal komunikasi non-verbal
yang lebih kompleks.
2. Ucapkan
dengan kata-kata yang jelas saat berkomunikasi dan lihat foto keluarga
bersama-sama untuk merangsang kemampuan bicara bayi. Melihat foto keluarga dan
menyebutkan nama-nama orang dalam foto membantu bayi mengaitkan wajah dengan
nama dan memperkaya kosakatanya.
Usia 10 - 12 Bulan
1. Bayi
mulai menyebutkan kata-kata yang berarti seperti ‘ayah’, ‘mama’, dan ‘bunda’.
Mereka juga mulai menghubungkan kata dengan gerakan yang diulang-ulang. Pada
tahap ini, bayi sudah memiliki pemahaman dasar tentang bahasa dan mulai
menggunakan kata-kata yang berarti.
2. Seringlah
menyebutkan nama benda di sekitar bayi dan ajak bayi menunjukkan gerakan sambil
menyebutkan namanya. Ini akan membantu bayi memahami dan mengingat kosakata
baru. Misalnya, jika bayi ingin menyebutkan kata susu tapi yang terucap adalah
‘cucu’, sebutkan dengan kata yang benar yaitu ‘susu’ setiap kali bayi ingin
minum.
Ini membantu bayi belajar kata-kata
dengan benar dan meningkatkan keterampilan bahasanya. Ajak bayi untuk
menunjukkan gerakan seperti tepuk tangan sambil menyebutkan 'pok ame-ame', atau
mengajarkan bayi gerakan ‘kiss bye’ sebagai salam perpisahan. Ini memperkuat
hubungan antara kata dan tindakan, yang penting untuk pemahaman bahasa yang
lebih baik.
Sumber
Foto: Pexels.com