Mengetahui
masa subur merupakan salah satu langkah penting dalam meningkatkan peluang
kehamilan. Bagi pasangan yang tengah menjalani program hamil (promil), memahami
kapan seorang wanita berada di masa suburnya adalah kunci keberhasilan. Selama
masa subur, peluang bagi sperma untuk membuahi sel telur menjadi lebih besar,
sehingga mempercepat proses kehamilan. Namun, bagaimana cara mengenali
ciri-ciri masa subur wanita? Artikel ini akan membahas tujuh ciri utama masa
subur wanita yang perlu diperhatikan.
Ciri-ciri Masa Subur Pada
Wanita
1. Perubahan pada Serviks
Salah
satu ciri utama masa subur pada wanita adalah perubahan yang terjadi pada
serviks. Selama masa subur, serviks akan mengalami perubahan fisik yang
signifikan. Serviks menjadi lebih lembut, sensitif, dan sedikit lebih terbuka.
Perubahan ini dipicu oleh peningkatan kadar hormon estrogen yang menyebabkan
peningkatan produksi lendir serviks. Hal ini bertujuan untuk mempermudah
perjalanan sperma menuju sel telur.
Wanita
yang sedang ovulasi mungkin juga merasakan ketidaknyamanan selama berhubungan
intim karena pelumasan alami yang lebih banyak diproduksi oleh tubuh. Meskipun
hal ini dapat membuat hubungan intim terasa sedikit berbeda, justru inilah saat
yang tepat untuk berhubungan guna meningkatkan peluang kehamilan.
2. Kenaikan Suhu Basal Tubuh
Suhu
basal tubuh (suhu tubuh saat istirahat) adalah indikator penting lainnya dalam
menentukan masa subur. Biasanya, suhu basal tubuh wanita akan mengalami sedikit
penurunan tepat sebelum ovulasi, lalu naik ketika ovulasi terjadi. Pada masa
sebelum ovulasi, suhu basal tubuh normal berkisar antara 36,1 hingga 36,4
derajat Celsius. Setelah ovulasi, suhu basal bisa meningkat sekitar 0,4 hingga
1 derajat, mencapai 36,4 hingga 37 derajat Celsius.
Pengukuran
suhu basal ini paling efektif dilakukan pada pagi hari setelah bangun tidur,
sebelum melakukan aktivitas apa pun. Dengan mencatat suhu basal tubuh setiap
hari, seorang wanita dapat mengetahui pola ovulasinya dan menentukan masa
suburnya dengan lebih akurat.
3. Peningkatan Libido
Masa
subur sering kali ditandai dengan peningkatan libido atau gairah seksual.
Kondisi ini disebabkan oleh peningkatan hormon yang terjadi selama ovulasi.
Secara alami, tubuh wanita dirancang untuk merespons masa subur dengan
meningkatkan keinginan untuk berhubungan intim, yang secara tidak langsung
meningkatkan peluang kehamilan.
Peningkatan
libido ini sering kali tidak disadari, namun merupakan tanda alami bahwa tubuh
sedang berada pada kondisi optimal untuk pembuahan. Pasangan yang ingin segera
memiliki momongan sebaiknya memanfaatkan masa ini untuk berhubungan intim guna
meningkatkan peluang kehamilan.
4. Perubahan Cairan Serviks
Perubahan
cairan serviks adalah salah satu ciri paling jelas dari masa subur. Ketika
seorang wanita sedang ovulasi, lendir serviks akan berubah menjadi lebih bening
dan elastis, menyerupai putih telur mentah. Cairan ini bertujuan untuk
memfasilitasi perjalanan sperma menuju sel telur dengan menciptakan lingkungan
yang ideal bagi sperma untuk bertahan hidup lebih lama.
Untuk
memeriksa perubahan ini, wanita dapat mengambil sedikit cairan serviks dengan
jempol dan jari telunjuk, lalu menarik kedua jari secara perlahan. Jika cairan
tersebut dapat meregang sejauh 2 hingga 5 cm tanpa putus, maka ini adalah tanda
bahwa wanita sedang dalam masa subur.
5. Munculnya Bercak Berwarna Coklat atau Merah Muda
Sebagian
wanita mungkin mengalami munculnya bercak darah berwarna coklat atau merah muda
selama masa subur. Bercak ini muncul akibat pecahnya folikel yang mengelilingi
dan melindungi sel telur saat proses ovulasi. Meskipun tidak semua wanita
mengalami hal ini, bercak berwarna coklat kemerahan adalah tanda yang umum
terjadi pada wanita yang sedang berada di puncak masa subur.
Namun,
jika bercak darah ini terus muncul dan dalam jumlah yang signifikan, sebaiknya
segera berkonsultasi dengan dokter untuk memastikan kondisi kesehatan yang
sebenarnya.
6. Nyeri pada Panggul atau Perut Bagian Bawah
Banyak
wanita melaporkan merasakan nyeri ringan atau kram di area panggul atau perut
bagian bawah selama masa ovulasi. Nyeri ini biasanya bersifat sementara dan
tidak berlangsung lama. Rasa nyeri ini disebabkan oleh pelepasan sel telur dari
ovarium, yang terkadang bisa menimbulkan rasa tidak nyaman. Nyeri ovulasi ini
dikenal sebagai "mittelschmerz" dalam istilah medis.
Jika
nyeri yang dirasakan bersifat ringan, istirahat sejenak atau minuman hangat
biasanya sudah cukup untuk meredakannya. Namun, apabila nyeri terus berlanjut
atau semakin parah, sebaiknya segera periksa ke dokter untuk mendapatkan
penanganan lebih lanjut.
7. Nyeri atau Sensitivitas pada Payudara
Perubahan
hormon yang terjadi selama masa subur juga dapat menyebabkan payudara menjadi
lebih sensitif atau terasa nyeri. Area sekitar payudara, terutama puting, akan
menjadi lebih lunak dan rentan terhadap sentuhan. Hal ini biasanya berlangsung
selama beberapa hari sebelum dan sesudah ovulasi.
Rasa
nyeri ini disebabkan oleh lonjakan hormon progesteron yang terjadi setelah
ovulasi. Sensitivitas pada payudara dapat menjadi salah satu tanda bahwa tubuh
sedang berada dalam fase subur, sehingga pasangan yang ingin segera memiliki
anak bisa memanfaatkan waktu ini untuk berhubungan intim.
Mengetahui
ciri-ciri masa subur pada wanita sangat penting, terutama bagi pasangan yang
sedang menjalani program hamil. Dengan mengenali tanda-tanda seperti perubahan
pada serviks, kenaikan suhu basal tubuh, peningkatan libido, perubahan cairan
serviks, munculnya bercak, nyeri pada panggul, dan sensitivitas payudara,
wanita dapat memperkirakan kapan ovulasi terjadi dan meningkatkan peluang
kehamilan. Selain memerhatikan tanda-tanda tersebut, berkonsultasi dengan
dokter kandungan juga sangat disarankan untuk mendapatkan panduan yang tepat
selama menjalani program hamil.
Sumber
Foto:Pexels.com
1. Kompas.com: "Tanda-Tanda Ovulasi yang Perlu Anda Ketahui"
2. Alodokter: "Cara Mengenali Masa Subur Wanita"
3. Healthline: "Signs of Ovulation to Help You Get Pregnant"